Posted 23 September 2022 by Meditrans
Menurut UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit yang berbunyi: Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelengaraan RS dalam bentuk Sitem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). UU tersebut menjadi dasar untuk fasilitas layanan kesehatan termasuk Rumah Sakit di Indonesia yang diharuskan menggunakan SIMRS untuk kegiatan operasionalnya.
Kerangka Acuan Kerja SIMRS
Penjelasan mengenai desain perangkat lunak untuk Rumah Sakit kali ini diawali dengan membahas arsitektur aplikasi yang terdiri dari Front-Office, Back-Office, komunikasi dan kolaborasi, dan infrastruktur.
Front-Office
Pada modul Front-Office, terdiri dari beberapa komponen yang mendukung dalam operasional pelayanan Rumah Sakit, diantaranya: registrasi, pembayaran, rekam medis, apotik, laboratorium, dan lain sebagainya
Back-Office
Kerangka selanjutnya yaitu modul Back-Office yang memiliki komponen keuangan, gudang, logistik, dan lain sebagainya
Komunikasi dan Kolaborasi
Adapun modul integrasi yang ditujukan mendukung proses komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Beberapa komponen yang ada pada modul integrasi diantaranya: e-Klaim, SEP BPJS, SMS Gateway, dan lain sebagainya.
Keterbatasan SIMRS Saat Ini
Di era teknologi 4.0 saat ini, ada beberapa keterbatasan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang telah dikembangkan, diantaranya adalah teknologi SIMRS masih menggunakan teknologi 3.0, belum terintegrasi dengan keseluruhan sumber daya rumah sakit, data belum bersifat realtime, masih membutuhkan banyak campur tangan SDM untuk proses data entri, dan kegunaan aplikasi mobil yang masih terbatas.
Solusi Keterbatasan SIMRS di Era Teknologi 4.0
Dari keterbatasan SIMRS yang disebabkan oleh belum dikembangkannya sistem teknologi 2.0/3.0 dan masih menggunakan budaya kebiasaan lama, revolusi dan perubahan budaya baru diperlukan di era teknologi 4.0 ini. Salah satu contoh revolusi ke teknologi 4.0 adalah dalam hal absen kepegawaian atau staff rumah sakit. Dahulu sistem absen masih menggunakan absen statik, tulis di kertas, atau input manual di SIMRS. Memasuki tahap revolusi teknologi 4.0 dan kebiasaan baru, pegawai atau staff rumah sakit dapat secara otomatis absen dengan mengadopsi teknologi RFID atau location tracking. Contoh lainnya yaitu dalam bed management, dahulu masih sangat bergantung dengan staff setiap ruangan untuk memonitor ketersediaan bed. Pada era teknologi 4.0 ketergantungan tersebut semakin berkurang dan peran manusia dapat tergantikan oleh sensor yang tertanam di setiap bed dan data ketersediaan bed dapat ter-record secara realtime pada SIMRS.
Konfigurasi Sistem
Konfigurasi sistem untuk SIMRS di era teknologi 4.0 ini melibatkan 3 proses meliputi Data Input, Data Processing, dan Result Visualization. Skenario proses diawali dengan input masterdata rumah sakit ke sistem, lalu data akan diolah oleh sistem, dan ditampilkan hasil dari dari pengolahan sebagai informasi atau knowledge untuk penggunanya.
Transformasi Pengelolaan Keuangan
Imbas terjadinya revolusi teknologi 4.0 tidak hanya berimbas pada sektor teknologi saja, sektor keuangan juga terkenal imbas dari revolusi ini. Pengelolaan kas yang dahulu masih dilakukan secara manual, dengan adanya revolusi teknologi 4.0 segala bentuk pengelolaan kas akan dilakuan menggunakan Cash Management System. Begitupun dengan pengelolaan piutang yang harus disesuaikan dengan ketentuan dan kebutuhan instansi terkait
Desain Sistem yang Tepat Memberi Keuntungan untuk Pasien
SIMRS terus dipaksa untuk berkembang dengan adanya revolusi industri 4.0. Perkembangan ini tentu tidak hanya sekedar mengikuti perkembangan teknologi, tetapi untuk mengefisiensi kinerja operasional rumah sakit dan memberi manfaat untuk semua kalangan pengguna baik yang terlibat secara langsung atau tidak secara langsung. Beberapa manfaat akibat revolusi teknologi 4.0 dari sisi pasien meluputi: penanganan secara cepat, dapat mendaftar secara online dan memantau antrian secara online, dapat melakukan telemedis secara online tanpa harus datang ke rumah sakit atau klinik, dan masih banyak lagi.
Sumber: Workshop Pembuatan Master Plan Rumah Sakit Pintar oleh Perkumpulan Teknik Perumahansakitan Indonesia (PTPI)