Posted 30 Januari 2024 by Cinta
Kalian pasti sering melihat, saat seseorang sedang marah, tiba-tiba mereka merasakan sakit dada, lemas, bahkan pingsan. Ini bukanlah kejadian yang aneh. Ada hubungan yang kuat antara marah dan risiko terkena serangan jantung. Ketika kamu sedang marah atau emosi, hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dapat mempercepat detak jantung, pernapasan, serta meningkatkan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah dan detak jantung yang cepat bukanlah hal yang sehat bagi tubuh kita. Meskipun tubuh kita mampu menangani situasi-situasi stres secara singkat, marah yang terus-menerus dan tidak terkendali dapat menjadi bumerang bagi kesehatan jantung kita. Inilah mengapa penting untuk mengelola emosi dengan bijaksana dan menghindari amarah yang berlebihan.
Ketika seseorang marah, tubuh melepaskan hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol ke dalam aliran darah. Hormon-hormon ini memicu respons “fight or flight” (bertarung atau melarikan diri) dalam tubuh kita. Dalam situasi stres, detak jantung meningkat untuk memompa lebih banyak darah ke otot-otot dan organ tubuh untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan.
Namun, dalam jangka panjang, paparan terus-menerus terhadap hormon-hormon stres dapat merusak sistem kardiovaskular kita. Peningkatan tekanan darah yang berulang dapat menyebabkan penebalan dinding arteri (aterosklerosis), pembekuan pembuluh darah (trombosis), dan bahkan pecahnya arteri (ateriopati). Semua ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Penting untuk belajar mengelola emosi dengan bijaksana guna menjaga kesehatan jantung kita. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu:
1. Teknik Relaksasi: Cobalah teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, yoga, atau tai chi untuk menenangkan pikiran dan tubuh Anda.
2. Olahraga Teratur: Berolahraga secara teratur dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.
3. Pentingnya Komunikasi: Belajar untuk mengungkapkan emosi dengan cara yang sehat dan konstruktif dapat membantu mengurangi tingkat stres dan konflik dalam hubungan.
4. Manajemen Waktu: Mengatur waktu dengan baik dan memprioritaskan tugas-tugas dapat membantu mengurangi stres dan frustrasi yang dapat memicu kemarahan.
Marah yang berlebihan dan tidak terkendali dapat berdampak buruk bagi kesehatan jantung kita. Hormon-hormon stres yang dilepaskan saat marah dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan gangguan kardiovaskular lainnya. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengelola emosi dengan bijaksana dan mencari cara-cara yang sehat untuk merespons situasi stres dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber
https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-lifestyle/stress-management/stress-and-heart-health
https://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/stress-management-enhance-your-well-being-by-reducing-stress-and-building-resilience